Filosofi Teras By Henry Manampiring


Mindmap

Buku ini menjelaskan pemikiran atau filosofi dari Yunani-Romawi untuk mengajarkan kita mengendalikan emosi negatif dan mengasah virtues (Kebajikan). Virtues berasal dari bahasa Yunani yang diambil dari kata arete adalah hidup sebaik-baiknya untuk peruntukkan kita.

Ada empat virtues menurut stoisisme:

  1. Kebijaksanaan (Wisdom). Kemampuan mengambil keputusan terbaik di dalam situasi apapun.
  2. Keadilan (Justice). Memperlakukan orang lain dengan adil dan jujur.
  3. Keberanian (Courage). Keberanian berbuat yang benar, berani berpegang pada prinsip yang benar.
  4. Menahan diri (Temperance). Disiplin, Kesederhanaan, kepantasan, dan Kontrol diri.
Setelah membahas empat kebajikan, selanjutnya kita membahas prinsip pertama dari filosofi teras yaitu Interconnectedness atau selaras dengan alam. Alam yang dimaksud adalah semesta ini, tempat kita hidup dan bernafas. Segala sesuatu yang terjadi kepada diri kita dan orang lain tidak terjadi secara kebetulan ini yang dikatakan sebagai sebuah interconnectedness. Seperti metafor The Butterfly EffectButterfly effect sendiri memiliki pengertian perubahan kecil dapat menimbulkan konsekuensi besar. Dengan pemikiran bahwa segala sesuatu tidak terjadi secara kebetulan, maka kita sesuai dengan prinsip selaras dengan alam dan tidak melawan dengan alam. Seperti lirik lagu kunto aji "Biarkan semesta bekerja Untukmu". Kita tinggal mengikuti.

Setelah membahas selaras dengan alam, kita selanjutnya membahas prinsip selanjutnya yaitu Dikotomi Kendali. Di dalam hidup ini ada dua kendali yaitu dibawah kendali dan diluar kendali. Hal ini penting karena yang kita butuhkan adalah fokus dengan apa yang kita kerjakan bukan untuk hasil. Selalu percaya dengan proses yang di lakukan, proses tidak mungkin mengkhianati hasil. Hidup bukan untuk membahagiakan orang lain. Tetap mendengarkan orang lain tetapi tidak terobsesi dengan hal tersebut. Seperti kata Soleh Solihun "Peduli omongan orang itu cuman ke keluarga inti dan yang gaji".

Di bawah kendali dan Di luar kendali

Selanjutnya kita membahas prinsip Persepsi. Segala sesuatu peristiwa atau objek itu bersifat netral, seperti sebuah pisau adalah benda yang netral, tetapi tergantung dengan nalar dari si pemegang, Di pegang koki pisau digunakan untuk alat memasak, sedangkan untuk pembunuh pisau digunakan untuk membunuh, Di dalam filosofi teras ini sebuah emosi negatif berasal dari nalar kita yang keliru. Sebagai manusia, kita dapat bernalar dengan menganalisis sebuah peristiwa/objek dengan impresion (fakta objektif) dan setelah itu interpretasi atau makna. Kita sering gagal dalam interpretasi karena adanya value judgement dari peristiwa yang di alami. Saat mulai berpikir negatif kita dapat melakukan metode STAR (Stop, Think & Asses, dan Respond).

  • Stop. Berhenti sejenak untuk memikirkan emosi negatif itu. Karena ketika emosi negatif menyelimuti pikiran kita biasanya respon kita tidak yang terbaik. Seperti pepatah, Jangan membuat keputusan ketika marah, dan jangan membuat janji ketika kita senang.
  • Thinks & Asses. Memikirkan dan menilai. Pada saat tahap ini kita harus berfikir secara rasional dengan memisahkan fakta objektif dari value judgment kita terhadap kejadian atau objek dan menilai apakah perasaan emosi ini dapat dibenarkan.
  • Respond. Setelah memikirkan dan menilai. kita dapat menciptakan sebuah respon yang disesuaikan dengan empat prinsip kebajikan yaitu kebijaksanaan, keadilan, keberanian, dan menahan diri.

Setelah membahas tiga prinsip tadi, bagaimana cara kita memperkuat mental kita. Kita sering berpikiran negatif dan berlebihan ketika akan melakukan sesuatu yang belum dilakuka, padahal menurut artikel Huffington Post bahwa apa yang kita khawatirkan sebanyak 85% tidak pernah terjadi. Tetapi apabila kejadian itu terjadipun kita bagaikan serpihan debu di alam semesta ini dan seperti Adriano Qalbi bilang bahwa "dunia tidak berputar di lu doang". Selanjutnya ada cara yaitu dengan Premeditatio malorum. Pikirkanlah hal-hal yang jahat/negatif yang mungkin terjadi, contohnya seperti Gary Vaynerchuck yang memikirkan apabila keluarganya meninggal setiap bangun pagi. Hal ini dapat membuat jadi kuat karena kita sudah memikirkan apa worst case dari masalah tersebut sehingga ketika ini terjadi kita tidak terlalu terkejut. Setelah itu ada Amor Fati yaitu cintailah nasib, apapun yang sedang terjadi. Epitectus mengatakan "do not seek for things to happen the way you want then to; rather, wish that what happens the way it happens: then you will be happy". Intinya selalu bersyukur dengan apa yang sudah kita miliki.

Komentar

Postingan Populer